REVIEW SERIAL THAILAND 'THE GIFTED' : ADA APA DENGAN KELAS BERBAKAT ?
Serial ini menceritakan tentang sebuah kehidupan para murid di sebuah SMA unggul di Thailand bernama SMA Ritdha. SMA Ritdha merupakan sekolah asrama yang memiliki sebuah program unik yang dipastikan tidak ada di sekolah-sekolah lain di Thailand. Program tersebut adalah program kelas berbakat yang dinamakan 'Gifted'. Kelas 'Gifted' ini menjadi incaran para murid di SMA Ritdha tersebut. Bagaimana tidak? Program kelas 'Gifted' tersebut menjanjikan akses-akses luar biasa yang akan didapatkan jika mereka menjadi murid dari kelas 'Gifted' ini.
SMA Ritdha |
Para murid dari kelas 'Gifted' ini akan mendapatkan fasilitas kamar sendiri di asrama, pemeriksaan medis secara berkala, jam istirahat sekolah yang lebih lama, makanan yang spesial di kantin sekolah, kelonggaran dalam berbusana dan tata krama sekolah, perpustakaan khusus, sampai akses masuk universitas unggul di Thailand. Banyak prestasi yang dicetak oleh para murid dari kelas 'Gifted' ini, tidak hanya di sekolah, tapi juga di masyarakat. Para murid jebolan kelas 'Gifted' ini berhasil menduduki posisi-posisi penting di masyarakat. Kesimpulannya, murid 'Gifted' adalah murid-murid yang sudah pasti akan memiliki prospek masa depan yang cerah. Wow, keren banget bukan? Kalau kayak gini, murid mana sih yang tidak ingin berambisi untuk jadi murid kelas 'Gifted', kecuali muridnya memang punya pemikiran yang super idealis. Jika dilihat dari prospek-prospek yang menjanjikan tersebut, kita langsung bisa menebak bahwa jalan untuk menjadi murid kelas 'Gifted' tidaklah mudah. Cerita ini diawali dengan cerita Pang, seorang murid kelas 8 yang selalu bikin masalah di sekolah tersebut. Pang digambarkan sebagai siswa yang pemalas dan bodoh karena tidak punya motivasi sama sekali dalam belajar.
Pang si murid pembuat masalah |
Sistem belajar SMA Ritdha sama seperti sekolah-sekolah pada umumnya, dengan mengklasifikasikan para murid berdasarkan kemampuannya, dimana mereka membagi para muridnya ke dalam 8 kelas, tentu saja ini tidak termasuk kelas 'Gifted'. Kelas 1 adalah kelas yang berisi murid-murid paling pintar dan kelas 8 berisi murid-murid yang dianggap paling bodoh. Seperti biasa, sistem sekolah SMA Ritdha lebih empati terhadap murid-murid yang dianggap istimewa, yaitu kelas 1. Para murid dari kelas 1 diberikan jam istirahat yang lama dari murid kelas lain serta diberikan kebebasan untuk memilih teman sekamar di asrama SMA Ritdha.
Para murid kelas 1 |
Dalam cerita ini, Pang memiliki teman sekamar bernama Nack, seorang murid dari kelas 1. Nack tidak hanya pintar dalam berbagai mata pelajaran, tapi dia juga rajin, tidak heran kalau si Nack ini masuk di kelas 1. Meskipun Pang dan Nack memiliki kepribadian yang bertolak belakang, mereka berdua bisa bersahabat dengan baik, bisa dibilang semacam hubungan bromate. Dimana ada Pang disitu ada Nack, mereka berdua saling membantu dalam berbagai hal. Lalu, apa hubungan antara Pang, seorang anak bodoh dari kelas 8 dengan 'Gifted'? Mengapa harus Pang yang mengawali cerita ini? Bukannya Nack sahabatnya yang sudah jelas-jelas pintar dan punya potensi untuk jadi bagian dari murid kelas 'Gifted' nantinya.
Pang dan Nack |
Semuanya bermula dari tantangan yang diberikan oleh Nack sendiri ketika membela Pang yang disudutkan oleh Wave, murid kelas 1 yang memiliki bakat mumpuni di bidang matematika dan komputer. Tidak hanya itu, Wave merupakan siswa unggul di kelas 1, dan menjadi saingan berat Nack di kelas. Sayangnya, Wave tidak memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik, dia tidak memiliki teman sama sekali, bahkan dia sama sekali tidak tahu nama-nama teman sekelasnya. Selain anti sosial, Wave juga memiliki ego yang tinggi, dia tidak memiliki rasa empati sama sekali terhadap siapapun. Bisa dibilang si Wave ini punya kecerdasan emosi yang rendah. Sifat apatis Wave ini membuat Nack yang merupakan teman sekelasnya menjadi muak, terutama ketika Wave membuat masalah dengan sahabatnya, Pang. Wave menghina Pang karena berasal dari kelas yang bisa dibilang sama sekali tidak diperhitungkan di sekolah tersebut, hanya karena Pang tidak sengaja menumpahkan potongan Mie di atas sepatunya. Nack tentu tidak tahan dengan perlakuan Wave terhadap sahabatnya kemudian memberikan tantangan kepada Wave.
Tantangan tersebut adalah siapa yang berhasil menjadi murid di kelas 'Gifted' nantinya, Nack berjanji bahwa dia dan Pang akan mengalahkan Wave untuk menjadi bagian di kelas 'Gifted'. Untuk orang seperti Nack dan Wave yang , tantangan ini mungkin tidak begitu membebani mereka, tapi bagaimana dengan Pang yang jangankan berambisi untuk masuk kelas 'Gifted', bisa menerima pelajaran dengan baik saja dirinya sudah sangat bersyukut. Pang merasa ide Nack tersebut cukup gila, karena itu dia meminta Nack untuk segera menarik kembali ucapannya dan sebaiknya tidak membuat masalah dengan Wave. Tentu saja tidak semudah itu membujuk Nack, Nack optimis bahwa dirinya dan Pang pasti bisa mengalahkan Wave kali ini. Ini membuat Pang yang hanya seorang murid biasa semakin was-was, karena dirinya sangat benci dengan yang namanya belajar.
Akhirnya terpikirkanlah sebuah ide kotor, yaitu mencuri soal ujian kenaikan kelas nantinya (kalau ini jangan ditiru ya gess). Dengan cekatan mereka meringsuk masuk ke dalam ruangan penyimpanan soal pada malam hari dan mencuri beberapa lembar soal ujian tersebut, meskipun mereka berdua hampir tertangkap basah oleh Direktur dan penjaga sekolah tersebut yang kebetulan sempat masuk ke ruangan tersebut. Ujian yang ditunggu pun dimulai, meskipun sudah tahu soal yang keluar dan jawabannya, Pang masih saja merasa kesulitan mengerjakan soal tersebut, bahkan dirinya sudah yakin bahwa dia pasti akan kalah dengan Wave. Sebagai penonton, saya juga memiliki pemikiran yang sama dengan Pang apalagi visualisasi nya benar-benar meyakinkan kita sebagai penonton, bahwa Pang akan kalah dari tantangan tersebut. Setelah melihat hasil ujian kenaikan kelas dari SMA Ritdha tersebut, saya punya keyakinan bahwa keseluruhan isi episode dari serial ini tidak akan membuat saya sebagai seorang penggemar cerita sains fiksi dan misteri akan menyesal dengan suguhan cerita yang disajikan. Sutradara dalam serial ini begitu pintar memainkan berbagai plot twist dalam tiap episode yang memang sangat dibutuhkan dalam sebuah cerita-cerita dengan genre misteri. Pada hari diumumkannya kenaikan kelas, sekaligus dimumukannya murid kelas 'Gifted', Pang harus menerima kenyataan bahwa dia harus mengalami kegembiraan dan kesedihan di waktu yang bersamaan. Pasalnya, nama Pang masuk dalam daftar murid kelas 'The Gifted' bersamaan dengan Wave, sedangkan sahabatnya sendiri, Nack tidak masuk dalam daftar tersebut. Tentu hal ini membuat Pang merasa tidak enakan, apalagi dia tahu bahwa Nack sendiri juga memiliki ambisi untuk menjadi murid kelas 'Gifted'.
Meskipun berat hati, Nack tetap menerima kenyataan tersebut dengan hati yang lapang dan tentu saja hal ini membuat Wave semakin bangga dengan dirinya setelah mengetahui rivalnya di kelas 1 kalah begitu saja. Masuknya Pang di kelas 'Gifted' ini menjadi tanda tanya besar bagi Pang. Bagaimana bisa seorang murid bodoh dan pemalas seperti dirinya bisa dipilih untuk masuk dalam kelas yang luar biasa ini. Pang menjadi buah bibir di sekolahnya karena berhasil mencetak legenda sebagai murid dari kelas 8 yang bisa masuk dalam kelas 'Gifted' ini. Pang yang sempat minder dengan keberadaan dirinya di kelas tersebut akhirnya berkenalan dan berteman dengan Ohm, murid dari kelas 2 yang punya hobi melawak.
Kepribadian Ohm dan Pang yang fleksibel dalam pergaulan memberi warna bagi kelas 'Gifted' yang rata-rata dihuni oleh para murid yang kaku. Meskipun kelas 'Gifted' adalah salah satu program unggulan di SMA Ritdha, tidak ada satupun murid di sekolah tersebut yang tahu dengan pasti kegiatan pembelajaran seperti apa sebenarnya yang dilakukan oleh para murid dari kelas 'Gifted'. Bahkan, kelas 'Gifted' hanya memiliki 1 guru yang mengajari mereka setiap harinya. Anehnya lagi, meskipun mereka sudah dimasukkan ke dalam kelas khusus tersebut, para murid dari kelas 'Gifted' tersebut tetap wajib mengikuti proses belajar di kelas biasa, contohnya Pang yang tetap belajar di kelas 8. Ini tentu menimbulkan tanda tanya besar bukan? Kalau sudah ada kelas khusus buat mereka, mengapa mereka mesti belajar lagi di kelas mereka yang lama? Apa yang sebenarnya dipelajari oleh para murid kelas 'Gifted'? Pertanyaan-pertanyaan ini juga dikemukakan oleh para murid 'Gifted' sendiri yang baru memulai masa pembelajaran mereka. Semakin hari mereka semakin curiga dengan eksistensi kelas 'Gifted' ini, mereka diminta mengisi sebuah tes semacam tes psikologi, tata krama yang aneh, dan juga mata pelajaran yang tidak biasa. Mengapa tidak biasa? Karena mereka tidak diajarkan tentang pengetahuan umum seperti matematika, bahasa, sejarah dan lain-lain. Tapi mereka malah diajarkan tentang ilmu metafisik, mereka diminta untuk mengenali tiap potensi metafisik yang ada di dalam diri mereka. Well, dari sini sudah terjawab pertanyaan mengapa mereka tetap kembali ke kelas biasa untuk belajar.
Tentu saja pak Pom sebagai satu-satunya guru di kelas 'Gifted' sudah menjelaskan tentang tujuan dari diciptakannya program kelas 'The Gifted'. Para murid yang terpilih ternyata bukan diseleksi berdasarkan kemampuan inteligensi mereka, melainkan berdasarkan potensi metafisik yang ada di dalam diri mereka yang bisa dikategorikan ke dalam kekuatan super. Jadi, tujuan dibangunnya program kelas 'Gifted' ini adalah untuk membantu para murid yang dideteksi memiliki kemampuan luar biasa ini menyadari potensi yang mereka miliki. Pak Pom selaku guru kelas 'Gifted' dan Bapak Direktur sekolah yang menciptakan program kelas 'Gifted' inilah yang akan membantu para murid berbakat ini mengembangkan potensi mereka masing-masing. Dengan harapan para murid kelas 'Gifted' nantinya akan mampu mengembangkan dan menggunakan potensi yang mereka miliki untuk kemajuan negara bahkan dunia. Keren bukan?
Para murid dari kelas 'Gifted' ini berjumlah 10 orang, masing-masing mereka telah menemukan potensi yang ada dalam diri mereka. Ada Wave yang memiliki kemampuan mengendalikan jaringan komputer, Namtarn yang memiliki kemampuan melihat masa lampau dari barang-barang yang dia sentuh, Ohm yang memiliki kemampuan menghilangkan apapun, Claire yang memiliki kemampuan membaca sifat seseorang melalui warna seperti aura, Punn si perfeksionis yang memiliki kemampuan imitasi membuat dia bisa melakukan pekerjaan apapun, Korn yang bisa begadang alias tidak tidur selama 24 jam (kemampuan Korn di serial ini tidak begitu diperlihatkan), si kembar Jack dan Jo yang memiliki kemampuan koneksi satu sama lain, Mon si cewek super cuek yang memiliki potensi di semua bidang olahraga, dan Pang yang sampai beberapa episode pun kita masih dibuat bingung perihal kemampuan apa sebenarnya yang dimiliki oleh si Pang. Pasalnya Pang sendiri juga bingung dengan potensi apa yang dia miliki, sedangkan hari dilaksanakan ujian pergantian semester sudah semakin dekat, ini membuat dia putus asa dan semakin minder dengan teman-temannya yang lain. Tapi jangan salah sangka dulu, hal ini bukan berarti si Pang tidak memiliki potensi seperti para murid 'Gifted' lainnya, justru si Pang inilah nanti yang akan menyelamatkan teman-temannya dari sisi gelap program kelas 'The Gifted'. Pada semester awal, kita akan dibuat terperangah dengan sistem pembelajaran yang ada di kelas 'Gifted', tapi lama kelamaan kita akan berpikir kembali perihal kelayakan sistem kelas 'Gifted' bagi para murid sendiri. Hal ini yang dirasakan oleh Pang, dia merasa banyak ketidakadilan yang dengan adanya program kelas 'Gifted' ini.
Tidak hanya fasilitas tapi juga para guru yang ada disitu seperti lebih memihak kepada para murid 'Gifted' daripada murid-murid biasa. Ternyata tidak hanya Pang, Namtarn si gadis yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi akan segala hal juga merasakan hal yang sama, apalagi setelah dia Namtarn menemukan sebuah album lama di perpustakaan yang berisikan data-data para murid kelas 'Gifted' dari angkatan yang sebelumnya. Mereka merasakan bahwa pak Pom dan Direktur sekolah mereka seperti menyembunyikan sesuatu. Lama kelamaan, para murid 'Gifted' juga merasakan kejanggalan yang sama, setelah banyaknya kejadian buruk di sekolah mereka yang semuanya berasal dari anak-anak kelas 'Gifted' ini. Pang dan teman-temannya merasa bahwa mereka sedang dimanipulasi untuk menggunakan potensi mereka sebanyak-banyaknya, seperti dijadikan sebuah eksperimen. Karena itu mereka berencana untuk menyelidiki rahasia apa sebenarnya yang disembunyikan oleh pak Pom dan Direktur SMA Ritdha.
Sayangnya, perjalanan mereka untuk mengungkapkan seluruh rahasia tersebut sekaligus merubah sistem bobrok SMA Ritdha tidak semudah yang mereka pikirkan. Mereka dihadapkan pada banyak hal yang tidak masuk akal, satu hal yang mereka tidak pernah tahu adalah bahwa mereka sebenarnya berada di bawah kontrol suatu kekuatan yang besar. Menurut saya, serial ini pantas mendapatkan apresiasi dan nilai sempurna karena kualitas cerita, musik dan akting dari para aktor dan aktris di dalamnya sangat bagus. Kalau dikasih nilai mungkin bisa dapat 9/10. Di Indonesia sendiri, serial ini baru mulai ditayangkan di tahun 2019 ini di Line Today, tapi jika kalian sudah sangat penasaran, kalian bisa mampir di channel Youtube GMMTV yang tentunya sudah menyediakan subtitle bahasa Indonesia. Dengan jumlah episode sebanyak 13 episode, serial ini mampu menciptakan kehangatan pertemanan sesama cowok alias bromate yang jarang dibahas pada cerita-cerita fiksi lainnya. Di tengah persaingan akademik yang cukup sengit antara sesama murid SMA Ritdha, The Gifted mengingatkan kita pada pentingnya persahabatan dan kekompakan yang seharusnya menjadi poin penting dalam proses belajar di sekolah.
Hal ini jelas digambarkan pada karakter Wave yang penyendiri dan egois. Wave yang awalnya merasa bahwa dirinya tidak butuh teman untuk membuat dirinya maju karena menganggap dirinya yang paling hebat dalam segala hal akhirnya berubah pikiran setelah semua kekacauan yang terjadi di SMA Ritdha. Kedatangan Pang dan teman-teman lainnya membuka pikiran Wave bahwa Wave sebenarnya tidak sendirian, tidak ada orang yang tidak mau berteman dengan Wave, hanya saja itu karena Wave yang tidak mau membuka diri pada siapapun. Buat kalian para pencinta romance thing jangan berharap banyak bahwa serial ini akan mengisi seluruh episodenya dengan cerita romantis dari para murid The Gifted. Buang semua ekspektasi kalian karena serial ini tidak akan menyisipkan banyak hal-hal romantis dalam tiap episodenya seperti yang biasanya terjadi dalam serial-serial Sci-fi ala Negeri Ginseng kalaupun ada itupun hanya sedikit. Sekian dulu review serial ala saya yang panjang lebar ini. Untuk lebih lengkapnya anda semua bisa menyaksikan sendiri di Line Today Channel dan GMMTV Channel di Youtube.
Komentar
Posting Komentar