ONLY LOVE IS REAL : SUDAHKAH KAMU BERTEMU SOULMATE MU ?
~When I saw you I feel in love, and you smiled because you knew~
William Shakespeare
Only Love Is Real merupakan sebuah buku yang ditulis berdasarkan kisah nyata. Buku ini bercerita tentang pengalaman dari Dr.Brian Weiss, seorang psikiater yang bekerja di Departemen Psikiatri di Mount Sinai Medical Center yang berlokasi di Miami.
Sepanjang perjalanan karirnya, Dr. Brian Weiss telah menulis banyak buku dan catatan-catatan atau karya ilmiah sains. Bisa dikatakan bahwa beliau memiliki karir akademik yang cemerlang. Sebagai seorang psikiater yang handal, Dr. Brian Weiss menemukan catatan terapi penyembuhan bagi para pasiennya. Terapi penyembuhan ini dinamakan Past-Life Regression Therapy. Jadi, para pasien ini akan dibawa ke masa lalunya dengan sebuah metode semacam metode hipnosis. Setelah pasien berada dalam kondisi setengah sadar, pasien tersebut akan secara otomatis menceritakan apa yang terjadi pada masa lalunya tersebut. Masa lalu yang dimaksudkan disini adalah sebuah kehidupan yang dijalani oleh si pasien tersebut sebelum dia terlahir sebagai sosok manusia yang ada di kehidupan saat ini atau yang biasa disebut reinkarnasi.
Pada terapi ini, pasien akan ditanyai perihal kehidupan masa lalu yang dijalani olehnya. Setelah itu, Dr.Brian Weiss akan menganalisis apa yang menyebabkan trauma pada si pasien tersebut, lalu memberikan terapi penyembuhan yang terbaik untuk pasiennya.
Dalam buku ini Dr. Brian Weiss ingin menjelaskan pada kita bahwa, apa yang kita lakukan pada masa lalu sangat berpengaruh dengan kehidupan yang kita alami saat ini, baik dalam segi karir maupun urusan asmara. Dalam kasus ini, dirinya mengambil sampel dari kedua pasiennya yang bernama Elizabeth dan Pedro. Elizabeth dan Pedro merupakan dua sosok yang bisa dikatakan sangat sempurna dari segi karir maupun dari segi fisik. Elizabeth dan Pedro bukanlah sepasang kekasih bahkan mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Namun, mereka berdua memiliki kemiripan perjalanan hidup satu sama lain.
Elizabeth dan Pedro sama-sama memiliki family issues, Pedro yang merasa tidak nyaman dengan ibunya yang selalu mengatur-ngatur hidupnya bahkan dalam urusan asmaranya, serta Elizabeth yang merasa trauma dengan kelakuan ayahnya yang kasar dan keras terhadap dirinya dan ibunya. Kurangnya kasih sayang seorang ibu membuat Pedro mencari pelarian kasih sayang dengan wanita yang lebih tua dan sudah bersuami. Perselingkuhan tersebut membuahkan seorang janin yang akhirnya diaborsi. Sedangkan Elizabeth, merupakan anak perempuan dari seorang peternak. Mereka hidup di sebuah peternakan yang besar. Namun hubungan Elizabeth dan ayahnya tidak begitu baik, karena ayahnya yang begitu kaku. Elizabeth kerap mendapatkan makian serta penghinaan dari ayah kandungnya sendiri. Kondisi ini menimbulkan trauma yang mendalam pada diri Elizabeth. Elizabeth tak pernah berhasil dalam menjalankan hubungan dengan pria manapun yang dijumpainya, bahkan ia pernah bercerai.
Dalam perjalanannya menjalani terapi dengan Dr. Brian Weiss, Elizabeth pun kemudian dipertemukan secara tidak sengaja dengan Pedro. Mereka berdua merasakan ketertarikan yang luar biasa satu sama lain. Hal ini mungkin merupakan suatu kebetulan biasa bagi sebagian besar orang. Kenyataannya, ketertarikan yang dialami oleh Pedro dan Elizabeth bukanlah sebuah ketertarikan biasa, melainkan sebuah ketertarikan karena adanya koneksi spiritual yang dipengaruhi oleh ikatan hubungan di masa lalu. Hal ini sebenarnya sudah disadari oleh Dr. Brian Weiss sendiri sebagai seorang terapis dan kejadian tersebut membuatnya sedikit terpana serta semakin meyakini perihal keberadaan hubungan soulmate.
Soulmate di dalam buku ini dijelaskan sebagai sosok yang spesial dalam kehidupan seseorang. Soulmate ini bisa lebih dari satu, mereka bisa saja merupakan kedua orang tua kita, saudara atau saudari kita, teman, bahkan mungkin kekasih kita. Soulmate bisa jadi lahir dari kehidupan sebelumnya dan memiliki hubungan yang intens dengan anda.
Di masa sekarang, sosok ini hadir kembali ke dalam kehidupan anda dengan rupa, kultur bahkan dengan usia yang berbeda karena mereka bisa saja dilahirkan pada generasi yang berbeda dengan anda. Dalam kehidupanmu, kamu mungkin akan menemukan beberapa sosok orang yang merupakan soulmate-mu seperti yang sudah dijelaskan diatas. Namun hanya satu yang memiliki ikatan yang kuat denganmu.
Soulmate yang memiliki ikatan jiwa yang kuat denganmu mungkin tidak dilahirkan kembali seperti anda dan hanya bisa mengawasi anda dari dimensi lain seperti seorang malaikat pelindung. Karena itulah soulmate tidak harus selalu menjadi sosok 'the one' atau pasangan hidup yang akan kamu nikahi kelak. Kamu mungkin menikahi sosok soulmate yang memiliki ikatan yang tidak begitu kuat. Sosok ini bisa saja hadir untuk memberimu berbagai macam pelajaran hidup. Semuanya tergantung dari pilihan hidupmu seperti apa entah kamu mau menikahi sosok soulmate atau bukan. Pertemuan jiwa ini terjadi karena takdir dan sangat sulit untuk memastikan bahwa seseorang tersebut adalah salah satu bagian dari jiwa kita yang dulu pernah bersatu. Butuh ketajaman intuisi dan tingkat kepekaan yang tinggi untuk memastikan hal tersebut.
Your head may interfere : "I do not know you. Your heart knows." Itulah quotes dari Dr.Brian Weiss yang saya ambil seputar pertemuan jiwa.
Pertemuan jiwa terjadi tiba-tiba tanpa kita ketahui. Pertemuan jiwa ini terkadang terjadi begitu pelan dan lambat, tergantung dari kesadaran masing-masing orang. Kesadaran ini berupa kesadaran akan adanya suatu koneksi spiritual dari kedua belah pihak tersebut.
Tanda-tanda awal dari pertemuan jiwa adalah adanya perasaan yang berbeda dari orang tersebut. Perasaan tersebut adalah adanya koneksi batin dengan orang tersebut. Kita merasa seperti pernah bertemu atau seperti sudah lama mengenal orang tersebut, meskipun kita baru saja mengenal orang tersebut.
Tidak akan ada lagi ketertarikan secara fisik maupun seksual, karena sosok soulmate bisa jadi bukanlah sosok yang masuk dalam kriteria anda selama ini. Kalian berdua mungkin memiliki banyak perbedaan mulai dari kepribadian sampai kultur yang berbeda, namun jiwa kalian satu. Karena berasal dari rumah jiwa yang sama dan terkoneksi satu sama lain, kalian berdua akan dengan mudahnya saling membaca 'diri' satu sama lain. Di depan orang lain kamu mungkin tidak bisa menunjukkan siapa kamu sebenarnya, tapi soulmate-mu mampu mengetahui siapa dirimu sebenarnya bahkan bagian lain dari kepribadianmu yang mungkin tidak pernah kamu sadari. Pastinya kamu akan merasa nyaman dan memiliki chemistry dengan soulmate-mu. Koneksi seperti ini kadang sulit ditangkap oleh beberapa orang yang cenderung berpikiran logis, mereka menganggap bahwa hal seperti ini adalah sesuatu yang delusional. Oleh karena itu mereka cenderung menganalisa serta mempelajari perihal siapa orang tersebut sehingga mengabaikan koneksi tersebut dan pada akhirnya memilih orang yang keliru sebagai pasangan mereka. Namun, karena adanya koneksi yang kuat dari soulmate ini, pada akhirnya mereka akan dipertemukan kembali di dalam kehidupan mereka.
Kondisi pertemuan jiwa ini mungkin akan menghasilkan suatu hubungan yang cukup rumit jika dalam situasi pertemuan jiwa tersebut, koneksi tersebut hanya bisa disadari oleh sepihak.
Semuanya tergantung dari perkembangan jiwa tiap-tiap orang selama menjalani kehidupan di dunia ini. Seseorang yang sudah 'awaken' atau istilah lainnya sudah mengalami kesadaran spiritual, biasanya memiliki perkembangan jiwa yang baik sehingga dengan mudahnya ia mampu menangkap koneksi tersebut. Sedangkan untuk seseorang yang belum 'awaken' biasanya memiliki perkembangan jiwa yang buruk, orang tersebut masih banyak menyimpan ketakutan, kebencian, bahkan iri hati. Hal ini tentunya akan berdampak pada rusaknya sebuah hubungan dan memberatkan satu pihak yang sudah 'awaken'.
Namun hal tersebut tidak perlu menjadi sesuatu yang harus dikhawatirkan karena hubungan antar soulmate merupakan sebuah hubungan yang solid dan tak bisa dihindari. Soulmate bisa saling mempelajari dan mengajari satu sama lain. Sehingga soulmate yang sebelumnya belum 'awaken' bisa dibangkitkan atau disadarkan secara spiritual.
Dr. Brian Weiss tidak asal menulis perihal pertemuan jiwa ini, dia mendapatkan semua informasi ini dari para pasiennya. Tidak heran dalam bukunya ini, Dr. Brian Weiss menyebut para pasiennya sebagai guru. Dari para pasiennya tersebut, dia mempelajari banyak hal baru seputar kehidupan spiritual yang selama ini begitu jauh dari jangkauannya.
Segala sesuatu yang diceritakan oleh Dr. Brian Weiss dalam bukunya ini mungkin akan dianggap sebagai sebuah cerita fiksi oleh sebagian orang. Namun, tidak sedikit orang yang mengagumi buku ini termasuk saya. Bagi saya buku ini tidak hanya berbicara seputar kekuatan cinta dari hubungan soulmate semata namun buku ini sebenarnya mengajarkan sesuatu yang lebih dari itu. Hal tersebut seputar pelajaran hidup, tentang apa saja yang harus kita lakukan dan tidak boleh kita lakukan selama menjalani kehidupan di dunia ini. Yang pastinya kita akan diingatkan kembali perihal pentingnya mendekatkan diri kepada Tuhan sang pemilik kehidupan. Cukup sekian review dari saya semoga kita semua bisa segera dipertemukan dengan soulmate kita di kehidupan ini. 😉
Komentar
Posting Komentar